Sabtu, 18 Juni 2011

Fakta-Fakta Tentang Perjodohan Online

Perkembangan internet belakangan ini, termasuk fenomena situs jejaring sosial, termasuk facebook, mau tidak mau mengubah pola hidup dan cara pandang manusia. Termasuk di antaranya adalah fenonema digitalisasi asmara. Yakni dunia maya terkadang digunakan sebagai sarana untuk mencari jodoh. Dan tentu saja hal itu sah-sah saja karena memang dunia maya menjadi sarana penghubung baru bagi mereka yang sedang mencari cinta.

Seorang psikolog asal Unversity College London, Jeremy Dean, telah menghimpun serangkaian fakta-fakta tentang perjodohan online berdasarkan penelitiannya di Inggris dan Amerika, berikut ini:

Para pencari jodoh di internet bukanlah para pecundang atau tidak laku. Adalah hal yang gegabah dan salah bila menuduh orang-orang yang mencari jodoh di internet, baik itu melalaui situs kontak jodoh atau jejaring social adalah orang-orang yang tidak laku di dunia nyata. Sebab hal itu hanyalah menyangkut pilihan, yaitu apakah mencari jodoh di dunia maya atau nyata.

Para pencari jodoh di internet sering kali menggunakan foto yang lebih cakep dari aslinya, sehingga terkadang para pencari jodoh tersebut sering ‘tertipu’ karena calon pasangan lebih jelek setelah melakukan copy darat. Tentu saja hal tersebut adalah akibat dari salon teknologi. Dengan pengaturan tata cahaya, sudut pandang dan teknik pemotretan dapat menyembunyikan kekurangan seseorang. Belum lagi dengan sedikit sentuhan aplikasi pengolah gambar yang dapat membuat kulit lebih putih dan mulus, atau sekedar menghilangkan jerawat dan noda di wajah.

Para pencari jodoh di internet rentan terhadap kebohongan. Karena internet yang sifatnya lebih tertutup, maka sedikit banyak, para pengguna bisa lebih leluasa berbohong dalam mengisikan data diri atau profilnya.

Selain itu sebagian orang memilih calon pasangan berdasarkan unsure kesamaan. Misalnya adalah kesamaan hobi, pendidikan atau minat terhadap sesuatu. Hanya sedikit yang memilih pasangan berdasarkan unsure perbedaan karena didasari niat agar bisa saling melengkapi.

Perjodohan online juga memperbesar perbedaan usia dan tempat tinggal pasangan. Ini tentu saja beralasan karena memang internet memiliki jangkauan yang tidak terbatas. Tentu saja sangat terbuka untuk mendapatkan calon atau pasangan yang berasal dari belahan bumi yang lain.

Saat melakukan seleksi terhadap calon pasangan, pencari jodoh di internet mempunyai kecenderungan untuk ‘relationshopping’, yakni bersikap seperti membeli barang. Seperti selayaknya sedang membeli barang, mereka akan memeriksa banyak profil calon untuk memilih siapa yang akan dijajaki, sebelum kemudian memutuskan untuk di klik atau di-add sebagai teman.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution